Laporan: Slamet Riyadi
SALATIGAPOS.COM – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Salatiga membekuk DA (23) pengedar uang palsu (Upal) di depan Kantor Tiki Jalan KH Wahid Hasyim Sidorejo, Kamis (02/11/2023).
Pelaku merupakan warga Bandungan Kabupaten Semarang.
Kasat Reskrim Polres Salatiga, AKP Arifin Suryani mengungkapkan, penangkapan terhadap pelaku bermula adanya informasi masyarakat terkait adanya peredaran uanh palsu. Tim opsnal langsung melakukan penyelidikan.
“Saat penyelidikan melihat gerak gerak seseorang yang mencurigakan. Mengetahui gelagat tersebut segara melakukan pemeriksaan dan ternyata didapati 40 lembar uang pecahan 50 ribu dengan nomor seri sama LBJ598937 serta 3 lembar uang pecahan 100 ribu yang disimpan di dalam tas yang hendak diedarkan,”jelas AKP Arifin.
AKP Arifin mengatakan, dari hasil interogasi awal pelaku mengakui bahwa uang tersebut adalah uang palsu (upal) yang dia pesan melalui online. Pelaku juga mengaku jika sebelumnya sudah tiga kali memesan secara online uang palsu tersebut dan digunakan untuk berbelanja di Pasar Ambarawa Kabupaten Semarang.
“Total pembelian melalui online dari Rp 1.350.000,- pelaku mendapatkan uang palsu sebesar 4.700.000. Aksi tersebut dilakukan sejak bulan Juli 2023,”katanya.
Selanjutnya pelaku berikut barang bukti langsung diamankan ke kantor Satreskrim Polres Salatiga untuk langkah pengusutan lebih lanjut.
Kapolres Salatiga, AKBP Aryuni Novitasari, melalui Kasi Humas Iptu Henri saat dikonfirmasi salatigapos.com, Jumat (3/11/2023) membenarkan terkait telah dilakukannya penangkapan terduga pelaku peredaran uang palsu (Upal).
“Ia benar. Saat ini sedang dilaksanakan langkah penyidikan di Kantor Satreskrim Polres Salatiga. Kepada pelaku pegedar upal diancam hukuman paling lama 15 tahun penjara,”tandasnya.
Terkait peredaran uang palsu, Iptu Henri mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati saat melakukan transaksi.”Dilihat, diraba, diterawang memang harus dilakukan agar tidak menjadi korban peredaran mata uang palsu ini. Perhatikan hologram yang ada di setiap mata uang kertas,”pungkasnya.(*)







